Pemanfaatan skrap besi ST-40 pada knalpot untuk mengurangi pencemaran udara

  • Ahmad Marabdi Siregar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Chandra Amirsyahputra Siregar Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Affandi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Wawan Septiawan Damanik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Toto Herdianto Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  • Ardi Syahputra Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Keywords: Polusi udara, skrap besi ST-40, knalpot, bahaya emisi gas buang

Abstract

Pencemaran udara dari emisi gas buang kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga perlu upaya pengendalian emisi gas buangnya. Mengingat bahaya emisi gas buang, maka perlu usaha-usaha untuk mengendalikan dan mengurangi pencemaran udara agar dampak negatif bagi manuisa dan lingkungan dapat dikurangi. Salah satu teknologi rekayasa sebagai wujud dari kontrol emisi kendaraan adalah merekayasa dan modifikasi saluran gas buang. Rekayasa dan modifikasi diharapkan dapat dibuat alat yang akan mampu dan berfungsi untuk mereduksi bahaya gas buang. Peneliti akan melakukan eksperimen dan pembuatan alat serta pengujian awal pada satu kendaraan bermotor untuk melihat dan mengamati komposisi gas buang yang dihasilkan dari knalpot. Unsur yang akan diamati adalah nilai CO, nilai HC, dan nilai CO2 sebagai data pembanding. Alat yang akan digunakan untuk mengamati dan melihat unsur-unsur tersebut adalah alat Gas Analyzer. Alat ini salah satu alat instrument yang bermanfaat untuk mengukur porsi dan komposisi dari gabungan gas. Dari hasil pengujian dan analisa didapat data pada uji emisi gas buang dengan putaran mesin rata-rata 500 rpm, dan dengan suhu tabung luar knalpot 40 0C hingga 45 0C. Setelah pengujian model knalpot standart, kemudian pengujian model knalpot rekayasa yang ditambahkan 50 gr, 70 gr, dan 90 gr skrap dari besi ST-40 diperoleh kesimpulan yang paling baik untuk menurunkan dan mengurangi bahaya emisi gas buang adalah knalpot rekayasa yang ditambahkan 90 gr skrap dari besi ST-40. Dan jika dibandingkan dengan knalpot standar, unsur CO turun hingga 72,35% dan unsur HC turun hingga 58,70% serta unsur CO2 turun hingga 74,28%.

Published
2022-10-31