Internalisasi semangat go green serta peningkatan produktivitas warga Desa Agrowisata Salak Ledoknongko melalui program PESPA MATIK (pengolahan sampah plastik menjadi media tanam estetik)

  • Arif Bimantara Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia
  • Gerry Katon Mahendra Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia
Keywords: Desa wisata, go green, media tanam, sampah plastik

Abstract

Sampah plastik masih menjadi salah satu permasalahan utama dalam pengelolaan limbah di Indonesia dan semakin meningkat volumenya pada saat pandemi COVID-19. Pengelolaan sampah menjadi komponen penting yang perlu diprioritaskan termasuk bagi pengelola destinasi wisata setelah keluarnya kebijakan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainibility) yang dikeluarkan oleh Kemenparekraf sejak tahun 2020. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengolah sampah terutama sampah plastic tersebut. Mitra kegiatan pengabdian ini adalah Desa Wisata Agrosalak Ledoknongko yang terletak di Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Permasalahan utama yang dialami mitra adalah belum memiliki pemahaman mengenai kebijakan pemerintah daerah terkait pengelolaan sampah dan belum memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk mengolah limbah plastik. Solusi yang ditawarkan dari kegiatan pengabdian ini yaitu pemberian edukasi kepada mitra mengenai kebijakan pemerintah daerah mengenai pengelolaan sampah serta pelatihan pembuatan media tanam dari limbah plastik hingga teknis penanamannya. Program-program tersebut diharapkan mampu menginternalisasikan semangat Go Green terutama untuk mendukung sertifikasi CHSE sebagai syarat dibukanya kembali desa wisata tersebut. Kegiatan pengabdian dimulai dari perizinan, konsolidasi, persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan. Pelaksanaan kegiatan didahului dengan pemaparan kebijakan pengelolaan sampah yang berlaku di Kabupaten Sleman DIY. Kemudian dilakukan pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi media tanam. Monitoring dilakukan pada hari ke tujuh setelah dilakukan pelatihan. Lalu evaluasi dilaksanakan setelah dua minggu pasca pelatihan untuk mengetahui keberhasilan pembuatan media tanam yang dilakukan. Hasil yang didapatkan adalah dari tiga kelompok peserta, hanya karya satu kelompok yang dapat hidup dengan baik. Beberapa faktor penyebabnya adalah kepadatan plastik yang berbeda, pengeringan yang tidak sempurna serta pencucian akar yang kurang bersih. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah warga sudah memiliki pemahaman yang baik terhadap kebijakan pengelolaan sampah yang berlaku di Kabupaten Sleman DIY serta berdasarkan hasil evaluasi telah memiliki keterampilan yang baik dalam membuat media tanam dengan memanfaatkan sampah plastik kresek

Published
2024-03-31