Implementasi akuaponik sebagai upaya urban farming pada lahan kosong di lingkungan RT9 RW9 Pepelegi Sidoarjo
Abstract
Urban farming di Sidoarjo dirasa tepat oleh Menteri Pertanian Syahul Yasin Limpo dikarenakan selain menjaga ketahanan pangan nasional, bisa juga digunakan untuk menyiasati penyusutan lahan tiap tahun yang diganti dengan industri. Menurut Bupati Sidoarjo, masyarakat banyak meninggalkan sektor pertanian dan memilih lahannya dijual dan untuk dijadikan beton yang menghasilkan banyak uang dibandingkan untuk pertanian. Di samping itu, seiring dengan inisiatif dari pemerintah provinsi Jawa Timur untuk memperkuat pelaksanaan program Jatim Agro, yang merupakan bagian dari Bhakti ke-6, bertujuan untuk memajukan berbagai sektor, salah satunya pertanian dan perikanan dengan pendekatan berbasis masyarakat. Oleh sebab itu, di RT09 RW09, Desa Pepelegi, Kecamatan Waru, diperlukan urban farming yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan warga dan juga untuk pemanfaatan lahan kosong yang hanya digunakan untuk menanam sayuran saja, seperti kemangi, bayam, tomat, dan lainnya. Akuaponik bisa menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah diatas. Oleh sebab itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus untuk meningkatkan kompetensi masyarakat RT09 RW09, Desa Pepelegi, dan memanfaatkan lahan umum untuk kesejahteraan bersama melalui pembuatan akuaponik. Nantinya hasil tanaman maupun peternakan ikan akuaponik dapat dikemas dan dijual untuk menambah kas warga. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah implementasi sistem akuaponik terpadu dan juga peningkatan kompetensi warga melalui pelatihan dan pendampingan
Copyright (c) 2024 Rizqa Amelia Zunaidi, Aulia Rahma Annisa, Lora Khaula Amifia, Nilna Agnia, Dwi Nur Azizah Hamidah, Nanda Mesa Nur Aryabawa, Dio Ifan Auliya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.