Identifikasi bobot parameter sustainable manufacturing pabrik kelapa sawit menggunakan metode analytical hierarchy process

  • Yusnawati Yusnawati Universitas Samudra, Indonesia
  • Muhammad Zeki Universitas Samudra, Indonesia
  • Taufan Arif Adlie Universitas Samudra, Indonesia
  • Yusri Nadya Universitas Samudra, Indonesia
  • Susilawati Ningsih Universitas Samudra, Indonesia
Keywords: Sustainable manufacturing, triple bottom line, analytical hierarchy process

Abstract

PT. X adalah  salah satu pabrik kelapa sawit di kabupaten Aceh Tamiang sebagai penghasil crude palm oil (CPO) dengan kapasitas olah pabrik adalah 30 ton/jam. Bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar. Keberadaan pabrik kelapa sawit selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. CPO yang dihasilkan berperan dalam mendukung kelancaran hilirisasi turunan minyak kelapa sawit dan menambah lapangan pekerjaan. Hasil samping pabrik kelapa sawit ini adalah limbah cair, padat, maupun gas yang dibuang setiap hari ke lingkungan. Hal ini mengakibatkan kualitas lingkungan menurun. Limbah cair selain menimbulkan bau yang tidak sedap juga mencemari lingkungan karena kadar biochemical oxygen demand (BOD) yang masih di atas ambang batas yaitu lebih dari 100 mg/L dan kadar chemical oxygen demand (COD) lebih dari 350 mg/L. Begitu juga dengan kadar karbon dioksida yang langsung dibuang ke udara. Sustainable manufacturing merupakan suatu sistem manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi dengan meminimalkan dampak lingkungan. Tiga pilar utama yang mempengaruhi sustainable manufacturing yang biasa disebut dengan triple bottom line adalah lingkungan, ekonomi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bobot setiap parameter sustainable manufacturing di PT. X. Metode yang digunakan adalah analytical hierarchy process (AHP), merupakan metode yang objektif dalam mengukur pembobotan. Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan prioritas utama dalam sustainable manufacturing adalah parameter lingkungan dengan nilai bobot sebesar 0,62, diikuti parameter ekonomi dengan bobot 0,27 dan yang terakhir adalah sosial dengan bobot 0,10. Dapat disimpulkan bahwa PT. X sudah memiliki wawasan akan pentingnya parameter lingkungan dalam sustainable manufacturing

Published
2024-05-31