Pengukuran kinerja karyawan menggunakan metode behaviorally anchored rating scales dan management by objective (Studi Kasus: AHASS Honda Service Lhokseumawe)
Abstract
Berdasarkan data yang diperoleh, AHASS Honda Service Lhokseumawe mengalami penurunan pelanggan dari tahun 2018 hingga tahun 2021 tentu hal ini sangat mempengaruhi pendapatan bengkel. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang berhubungan dengan kualitas pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan AHASS Honda Service Lhokseumawe. Metode BARS bisa mengatasi masalah penilaian kinerja karyawan yang cenderung subjektif. Sedangkan, metode MBO membantu AHASS dalam mencapai target kinerja karyawan dan perusahaan akan standart dan feedback dalam penilaian kinerja. Hasil score penilaian kinerja karyawan berdasarkan metode Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) untuk karyawan 1 sebesar 412.5 (Baik), karyawan 2 sebesar 420 (Baik), karyawan 3 sebesar 415 (Baik), karyawan 4 sebesar 419.5 (Baik), karyawan 5 sebesar 424 (Sangat Baik), karyawan 6 sebesar 393 (Baik), karyawan 7 sebesar 381 (Baik). Sasaran yang menjadi tujuan perusahaan berdasarkan metode Management by Objectives adalah kenaikan jumlah pelanggan per-hari yaitu 30 pelanggan per-hari, ketepatan waktu dalam perbaikan kendaraan yaitu ≥10%, meminimalisir tingkat kesalahan dalam bekerja yaitu ≤5%, meminimalisir jumlah keluhan pelanggan ≤10 pelanggan, dan memastikan ketersediaan serta akurasi sparepart yang datang yaitu dengan meminimalisir kelalaian ≤5% dan mendekati minimal stock yaitu 100% tingkat akurasi. Dengan menggunakan kedua metode ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada pada AHASS Honda Service Lhokseumawe, hingga akhirnya AHASS Honda Service Lhokseumawe bisa memaksimalkan kembali jumlah kedatangan pelanggan.
Copyright (c) 2024 Sri Meutia, Bakhtiar, Akbar Velayati Akbar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.